Jumat, 23 Juli 2010

1.1. Latar Belakang Jakarta sebagai ibukota dan kota terbesar di Indonesia mengalami pertambahan penduduk dengan pesat. Segala kemajuan dan perkembangan yang dialami kota Jakarta menyebabkan sirkulasi kendaraan menjadi bersilangan (cross circulation). Bagi sebagian masyarakat perkotaan memiliki kendaraan bermotor sudah merupakan suatu kebutuhan yang mendukung dan mempermudah aktifitas mereka. Karena lokasinya yang berjauhan antara pusat kota dengan permukiman menyebankan alat transportasi yang dimiliki harus memenuhi factor kenyamanan dan keamanan yang sangat dibutuhkan untuk mendukung mobilitas masyarakat Untuk sebagian masyarakat memiliki kendaraan pribadi sangat dirasakan perlunya keamanan dan kenyamanan selama mengendarai kendaraan tersebut, halini membuat konsumen merasa perlu untuk melengkapi kendaraan mereka dengan berbagai alat tambahan untuk menunjang keamanan dan kenyamanan. Kecenderungan-kecenderungan tersebut mendorong tumbuhnya tempat-tempat penjualan mobil baru maupun bekas dan penjualan aksesoris dan Spareparts.atau lebih dikenal dengan Showroom dan bengkel. Namun biasanya mereka hanya mengkhususkan diri pada pelayanan jasa khusus merk tertentu saja. Di Jakarta saat ini tersebar beberapa fasilitas pemjualan dan pelayanan servis mobil dengan konsep dan skala pelayanan yang berbeda beda. Namun Automotive mall di sudirman central Business District (SCBD) Jakarta Selatan menampung showroom dari berbagai merk tetapi tidak memiliki fasilitas penjualan suku cadang dan bengkel yang lengkap.. Demikian pula dengan Bursa Mobil di Kelapa gading Jakarta Utara yang hanya menjual mobil tanpa layanan purna jual. Sedangkan fasilitas layanan perbaikan mobil yang juga disertai penjualan suku cadanglengkap tetapi tidak didukung oleh fasilitas bengkel yang menadai. Sebaiknya, bengkel-bengkel yang menjamur di sepanjang jalan Fatmawati Jakarta Selatan, mereka menerima perbaikan mobil tetapi tidak menjual suku cadang secara lengkap, dan mereka akan mensuplai barang dari pusat pemjualan suku cadangapabila memerlukannya. Untuk wilayah Jakarta Barat sendiri saat ini belum tersedia fasilitas servis yang lengkap, Fasilitas yang ada saat ini hanya dealer-dealer yang melayani penjualan mobil baru merk-merk tertentu di sekitar jalan panjang . Menurut RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) mengenai struktur dan pola pemanfaatan ruang. Jakarta memiliki 8 kawasan potensi yang perlu diprioritaskan pengembangannya, salah satunya yaitu Sentra Primer Baru Barat yang ditapkan sebagai fungsi pusat pemerintahan kotamadya (Kantor Walikota Jakarta Barat, Perkantoran dan jasa, (Sumber : www. Bappedajakarta.go.id./ geografis/barat.html) Jakarta Barat dengan jumlah penduduk 2.389.900, secara administrative terbagi menjadi 8 Kecamatan dan 56Kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 127,11km2.(Sumber:BPS DKI Jakarta). Keadaan sekitar kawasan Sentra Primer Baru adalah perumahan masyarakat menengah keatas dengan latar belakang kultur dan budaya yang berbeda-beda. Di sisi lain waktu operasional bengkel yang berkisar antara pukul 9 pagi hingga 5 sore bertabrakan dengan jamkerja para pemilik mobil yang sebagian besar dari mereka merupakan kaum pekerja sehingga mereka tidak sempat untuk meluangkan waktu ke bengkel. Konsumen merasa enggan untuk menservis mobilnya pada akhir pecan karena tidak jarang mereka akan menemukan antrian yang panjang dan waktu akhir pecan bersama dengan keluarga akan terbuang. (Auto Bild Edisi 13, 25 Oktober – 7 Nopember 2003). Jika dibiarkan terus menunda ke bengkel maka mobil akan minim perawatan optimal dan menyebabkan resiko kerusakan yang lebih parah. Konsep dari penjualan dan perawatan mobil di Jakarta Barat ini berangkat dari fenomena-fenomena diatas dimana diperlukan adanya suatu wadah aktifitas pelayanan jasa dan perdagangan mobil dengan sarana maupun prasarana yang mendukung. Dalam hal ini layanan penjualan dan perawatan mobil ini melayani merk khusus anggota Indomobil Group. Indomobil Group merupakan salah satu dari kelompok usaha industri otomotif terbesar di Indonesia setelah PT. Astra Group dengan tingkat penjualan yang cukup signifikan. (Sumber: Gaikindo Profile 2001) Berbeda dengan dealer-dealer mobil yang menjual mobil baru dengan pelayanan perbaikan dan servis pada merk tertemtu saja, pada penjualan dan perawatan Mobil di Jakarta Barat ini jenis mobil yang dijual terdiri dari ATPM(Agen Tunggal Pemegang Merk) yang merupakan anggota IndomobilGroup. Kegiatan utamanya lebih diletakkan pada layanan service yang menerima perawatan segala jenis merk Indomobil dengan jam operasional hingga malamhari, disamping juga melayani penjualan produk baik mobil maupun spsreparts dan aksesoris origina. Fasilitas ini dilengkapi pula dengan kantor pengurusan yang berhubungan dengan leasing, asuransi kendaraan, layanan konsumen 24 jam nonstop, fasilitas untuk menunggu yang nyaman dan rekreatifseperti restaurant,cafĂ©, game zone, bowling alley dan lain-lain. Penjualan dan perawatan mobil di Jakarta Barat ini tidak hanya melayani kebutuhan konsumen di wilayah Jakarta Barat saja, tetapi mencangkup wilayah Jakarta dan sekitarnya. 1.2. Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Tujuan yang hendak dicapai yaitu terumuskannya pokok-pokok pikiran sebagai suatu landasan konseptual perancanaan dan perancangan penjualan dan perawatan Mobil di Jakarta Barat menjadi suatu wadah yang representatif dan okomodatif dalam memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk dan jasa otomotif. 1.2.2. Sasaran Pembahasan Sasaran yang diharapkan yaitu untuk mendapatkan Program Perencanaan dan perancangan Arsitektur (LP3A) Penjualan dan perawatan Mobil di Jakarta Barat berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspect) yang berguna sebagai acuan /pedoman dalam Desain Grafis Arsitektur. 1.3. Manfaat Pembahasan 1.3.1. Manfaat Subyektif Sebagai salah satu persyaratan Tugas Akhir (TA) untuk mencapai jenjang Strata I(SI) 1.3.2. Manfaat Obyektif 1) Referensi yang berisikan data-data dan studi pendekatan. 2) Sebagai landasan pada proses Design Grafis Arsitektur (DGA) 1.4. Lingkup Pembahasan Secara substansial, mencangkup perencanaan dan perancangan bangunan massa jamak pada penjualan dan perawatan Mobil di Jakarta Barat, pembahasan materi berdasarkan pada aktifitas di bidang otomotif dan hal lain yangberhubungan dalam perencanaan dan perancangan kemudian dianalisa dengan menggunakan pendekatan aspek-aspek yang ada dalam Arsitektur, yaitu aspak kontestual, aspek fugsional, aspek arsitekturan, aspek teknis dan aspek kinerja. Secara spasial, Perencanaan dan perancangan penjualan dan perawatan Mobil di Jakarta Barat ini direncanakan berada pada kawasan Sentra Primer BaruBarat, dimana Sentral primer Baru Barat memiliki lahan seluas 125HA dengan peruntukan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan /jasa, bangunan rekreasi dan hiburan,banguna fasilitas umum dan kawasan hunian.(Sumber:http://www.dki.go.id./bpm.-pkud/fasilitas2.htm). 1.5. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang dipergunakan dalam penyuunan landasan perencanaan dan perancangan ini adalah metode deskriptif analitis serta dokumentatif, yaitu dengan memaparkan semua data baik literature, wawancara, data lapangan dan permasalahan, kemudian dianalisis secara sistematis sesuai ilmu arsitektur untuk memperoleh pemecahan yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan Penjualan dan perawatan Mobil di Jakarta Barat. Adapun pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara : 1. Studi literature/kepustakaan ,yaitu pengumpulan data danpeta dari sumber-suumber pihak yang terkait dantertulis serta studi kasus melalui buku,majalah,brosur dan lain-lain. 2. Wawancara dengan narasumber guna mencari informasi pendukung/tambahan bagi data yang ada, maupun informasi bagi data yang belum ada pada lapangan. 3. Survei dan dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dengan pengambilan gambar-gambar dengan pengamatan secara langsung di lapangan. 1.6. Sistematika Pembahasan Secara garis besar, sistematika dalam penyusunan Landasan Program perencanaan dan perancangan Arsitektur Penjualan dan Perawatan Mobil di Jakarta Barat adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Membahas tentang latar belakang,tujuan dan sasaran,manfaat,ruang lingkup, metode dan sistematika pembahasan. BAB II TINJAUAN UMUM Berisi tinjauan mengenai otomotif, bengkel, showroom, retail sukucadang dan aksesoris, yang meliputi pengertian ,fungsi, kegiatan, klasifikasi, standard an unsure pendukung penjualan dan perawatan Mobil. BAB III TINJAUAN KHUSUS Berisi data mengenai kondisi kota Jakarta, khususnya Kawasan Sentra primer Baru Barat, tinjauan khusus berupa factor pendukung dan kendala serta identifikasi penjualan dan perawatan Mobil di Jakarta Barat dan studi banding BAB IV BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi batasan dan anggapan dari pembahasan sebelumnya untuk digunakan sebagai dasar pendekatan dan penentuan landasan program selanjutnya BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Bab ini menjelaskan tentang dasar pendekatan, analisa pendekatan konsep perancangan secara fungsional, kontekstual ,arsitektural, teknis, kinerja, dan analisa pendekatan lokasi dan tapak. BAB VI KONSEP DASAR DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi tentang konsep dan dasar perancangan yang berisi konsep perancangan, rekapitulasi program ruang dan besaran tapak.


hukum
KONSUMEN BAGI PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN PENGGUNA JASA BENGKEL SERVICE MOBIL
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Di era serba modern dan instant ini membuat manusia berpikir untuk mendapatkan pelayanan terbaik dan juga cepat, hal ini juga terjadi bila manusia hendak menperbaiki mobilnya. Pertumbuhan dan perkembangan industri barang dan jasa di satu pihak membawa dampak positif, antara lain yang dapat disebutkan : tersedianya kebutuhan dalam jumlah yang mencukupi, mutunya yang lebih baik, serta adanya alternatif pilihan bagi konsumen dalam pemenuhan kebutuhannya. Akan tetapi di lain pihak terdapat dampak negatif, yaitu dampak penggunaan teknologi itu sendiri serta perilaku bisnis yang mempengaruhi masyarakat konsumen.¹ Para produsen atau pelaku usaha akan mencari keuntungan yang setinggi-tingginya sesuai dengan prinsip ekonomi.² Dalam rangka mencapai untung yang setingi-tingginya itu, para produsen/ pelaku usaha harus bersaing antar sesama mereka dengan perilaku bisnisnya sendiri-sendiri yang dapat merugikan konsumen.³
Demikian juga dalam bisnis otomotif banyak pelaku usaha yang bermunculan sehingga mengakibatkan ketatnya persaingan dalam bisnis ini.
Ketatnya persaingan dapat mengubah perilaku kearah persaingan yang tidak sehat karena para pelaku usaha memiliki kepentingan yang saling berbenturan diantara mereka. Persaingan tidak sehat ini pada gilirannya dapat merugikan konsumen.²
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi pengembangan segala produk termasuk diantaranya kendaraan bermotor. Teknologi otomotif telah tumbuh pesat yang mana juga berdampak pada pertumbuhan teknologi yang terkait diantaranya teknologi material, teknologi perancangan teknologi enersi, teknologi lingkungan, teknologi getaran dan kebisingan, dan lain-lain.
Industri kendaraan juga berkembang seiring dengan berkembangnya kebutuhan sarana transportasi yang menjadi tuntutan untuk pertumbuhan ekonomi setiap negara. Negara-negara maju telah menempatkan industri otomotif menjadi industri unggulan dan strategis dan telah menjadi suatu kekuatan ekonomi suatu negara. Teknologi otomotif menjadi semakin penting untuk dikuasai dan dikembangkan. Kendaraan merupakan salah satu produk yang padat teknologi canggih yang mana jumlah komponennya tidak kurang dari 40.000 sampai 50.000 komponen untuk mobil dan kira-kira 12.000 komponen untuk kendaraan.
Service mobil adalah kegiatan yang pemilik mobil wajib melaksanakannya bila menemui kendala dalam mobilnya.
Perlindungan hukum sangat diperlukan oleh pihak konsumen sendiri sebagai pengguna jasa Bengkel Service Mobil sehingga dikemudian hari pihak konsumen dapat terhindar dari perbuatan melanggar hukum perusahaan jasa Bengkel Service Mobil yang tidak bertanggung jawab.
Istilah tanggung gugat (liability) dan tanggung jawab (responsibility) seringkali kurang dipertegas makna perbedaannya dalam masyarakat. Tanggung jawab adalah pertanggung jawaban atas hasil berupa barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tertentu dan bila menimbulkan gugatan maka istilah tanggung gugat merupakan istilah untuk gugatan ganti rugi dalam ruang lingkup perdata.
Dalam kurun beberapa tahun belakangan ini banyak sekali keluhan konsumen pengguna jasa bengkel service mobil yang mengeluh mengenai pelayanan service beberapa bengkel service mobil antara lain :
1. Lihat Kisah Ibu Siti Mariah di Media Konsumen Tanggal 19 Juni 2006 dengan topik Mobil Mercedes Benz yang terus bermasalah.
Konsumen pengguna Jasa Service Bengkel Mercedes Benz ini mengeluh karena mobilnya yang baru beli 1 bulan yaitu Mercedes Benz A-150 terus mengalami masalah yaitu keluar masuk bengkel sampai 10 kali sehingga mengganggu aktivitas kerjanya sehari-hari karena sangat menyita waktu harus bolak-balik ke Bengkel.
Penjelasan dari pihak Bengkelpun tidak memuaskan karena pihak bengkel tidak dapat mendiagnosa kerusakan mobil.
2. Lihat kasus Bapak Koribu dan Ibu Siti Rohillah yang menggugat pihak Indomobil di artikel pada www.hukumonline.com tanggal 19 Maret 2007
Konsumen yaitu Bapak Koribu pengguna jasa Dealer dan bengkel Indomobil mengeluh karena fungsi airbag sistem di mobil yang baru dibeli dari Indomobil tidak dapat berfungsi ketika mengalami kecelakaan yang merenggut nyawa anaknya yaitu Ali Imron.
Menurut beliau meninggalnya Ali Imron anaknya karena tidak berfungsinya air bag mobil barunya yaitu Suzuki Grand Vitara.
Bahkan meskipun masuk bengkel Indomobil air bagnya tidak dapat dibetulkan oleh pihak Bengkel dan tidak ada solusi pasti.
3. Lihat juga artikel pada www.detik.com tanggal 13 November 2004 mengenai kerusakan Fanbelt mobil Toyota kijang milik konsumen dimana setelah diservice oleh pihak Bengkel resmi Toyota kijang di Kalimalang Jabodetabek tetap saja bermasalah dan meskipun dikomplain pihak Toyota tidak juga memberikan solusi pasti

Melihat berbagai masalah diatas sudah seharusnya dilakukan penelitian yang komprehensif mengenai perlindungan hukum bagi konsumen pengguna jasa service mobil pada Dealer dan Bengkel resmi maupun tidak resmi demi terciptanya keamanan konsumen Indonesia.
Didalam Undang-undang Perlindungan konsumen Nomor 8 Tahun 1999 telah dijelaskan definisi dari :
1. Pelaku usaha = Pasal 1 angka 3
Yaitu setiap orang perseorangan atau badan hukum baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah negara Republik Indonesia baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha berbagai bidang ekonomi.
2. Tanggung Jawab pelaku usaha = Pasal 19 ayat 1
Yaitu : pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.
3. Konsumen = Pasal 1 angka 2
Yaitu : Setiap orang pemakai barang dan/ atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Berkaitan dengan pengertian ini dapatkah pihak pengguna jasa Bengkel service mobil disebut konsumen menurut Undang-undang Konsumen sehingga dapat disebut konsumen tingkat akhir
Oleh karena itu penelitian hukum ini sangatlah mutlak diperlukan agar memberikan masukan kepada konsumen baik itu masyarakat, perusahaan dan instansi pemerintah bila menghadapi permasalahan mal service mobil oleh Bengkel service mobil dimasa depan








Makassar)
uploaded 5 months ago

*
* Email
* Favorite
* Favorited ×
* Download
* Embed
* More…
* Copy embed code Customize Without related content For WordPress.com Close
*

We have emailed the verification/download link to "".
Login to your email and click the link to download the file directly.
To request the link at a different email address, update it here. Close
Validation messages. Success message. Fail message.

Check your bulk/spam folders if you can't find our mail.

No comments yet

Post a comment

Login or Signup to post a comment
Login to SlideShare
Login to Twitter
Facebook Connect
Email:
Subscribe to comments Unsubscribe from comments
Edit your comment Cancel
Notes on slide 1
Profil Kinerja dan Pelatihan Peningkatan SDM Mekanik Bengkel Astra Internasional (Studi pada Isuzu Cabang Makassar) - Document Transcript

1. 15 ABSTRAK Ridwan. 2007. Profil Kinerja dan Pelatihan Peningkatan SDM Mekanik Bengkel Astra Internasional; Studi pada Isuzu Cabang Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Gambaran kinerja mekanik Bengkel Izusu Cabang Makassar; (2) Gambaran Pelatihan Peningkatan SDM Mekanik Bengkel Isuzu Cabang Makassar. Subjek pada studi ini adalah seluruh mekanik bengkel Isuzu Cabang Makassar yang berjumlah 10 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi model checklist dan angket model inventory. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa mekanik Bengkel Isuzu Cabang Makassar dengan rentang usia berkisar 25 sampai 31 tahun dan kualifikasi jenjang pendidikan yakni 20% lulusan Perguruan Tinggi serta 80% lulusan Sekolah Teknik Mesin atau Sekolah Menengah Kejuruan (STM/SMK), memiliki kinerja pada aspek kualitas dan kemandirian kerja tergolong cukup, yakni terdapat 20,0% mekanik yang unjuk kerjanya berada pada kategori rendah, terdapat 60,0% mekanik yang unjuk kerjanya berada pada kategori sedang, dan hanya 20,0% mekanik yang unjuk kerjanya berada pada kategori tinggi berdasarkan kriteria capaian skor unjuk kerja ideal. Sedangakan peningkatan atau pengembangan sumber daya manusia (SDM) pada indikator efektivitas proses dan kualitas hasil pelatihan juga tergolong cukup. Hal ini telah dipersepsi oleh mekanik setelah mengikuti program pelatihan. Berdasarkan kriteria capaian skor persepsi ideal menunjukkan bahwa terdapat 10,0% mekanik yang mempersepsi pelatihannya berada pada kategori rendah, terdapat 80,0% mekanik yang mempersepsi pelatihannya berada pada kategori sedang, dan hanya 10,0% mekanik yang mempersepsi pelatihannya berada pada kategori tinggi. copyright@akademik-online, 2007
2. 16 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................ iii MOTTO ......................................................................................... iv ABSTRAK .................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................. ix DAFTAR TABEL .......................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4 D. Manfaat Hasil Penelitian ........................................................... 5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka ........................................................................... 6 B. Kerangka Berpikir ..................................................................... 14 copyright@akademik-online, 2007
3. 17 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 18 B. Jenis dan Variabel Penelitian .................................................... 18 C. Defenisi Operasional Variabel ................................................... 18 D. Populasi dan Sampel .................................................................. 19 E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 20 F. Teknik Analisis Data ................................................................. 21 BAB IV. DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 23 B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 31 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..........................................
4. 18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak diberlakukannya Association Free Trade Of ASEAN (AFTA) nampak perkembangan teknologi otomotif melaju pesat dan sarat kompetitif, baik dari aspek kuantitas terlebih pada aspek kualitas. Sebagai salah satu basis penyaluran produk dan layanan jasa dalam kancah pasar bersama ASEAN yang akan berjalan pada tahun 2010, Indonesia akan dibanjiri berbagai perusahaan industri otomotif dan tentunya akan berkompetisi dalam berbagai dimensi, seperti: manufacturing, pemasaran dan layanan jasa. Berhasil tidaknya suatu perusahaan industri dalam kompetisi global, selain mutu produk juga dapat dilihat dari kualitas layanan jasa yang ditawarkan. Pada kenyataannya, perusahaan-perusahaan otomotif, terutama yang bergerak pada layanan jasa bengkel kendaraan dan pengelolaannya dilakukan secara professional, yakni mereka bersaing untuk tampil memberi kepuasan terhadap pelanggan yang ada. Sedangkan kepuasan pelanggan senantiasa dipersepsi melalui kinerja atau unjuk kerja dan dedikasi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. Oleh sebab itu, unjuk kerja yang baik dalam sebuah perusahaan sangat penting dilakukan dan aspek sumber daya manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama untuk mewujudkan hal tersebut. Ketatnya persaingan industri, mengakibatkan permintaan akan kualitas SDM semakin meningkat, sebab kualitas SDM akan berekses pada kinerja personil perusahaan. Kinerja yang baik akan dapat memberikan kepuasan layanan pada copyright@akademik-online, 2007
5. 19 pelanggan. Semakin tinggi kepuasan konsumen, maka akan berpengaruh terhadap pertambahan jumlah konsumen atau peminat pengguna jasa perusahaan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kualitas SDM merupakan tolok ukur eksisnya sebuah perusahaan saat sekarang ini. Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM, ada beberapa hal yang senantiasa menjadi objek evaluasi, antara lain: produktivitas kerja, motivasi kerja, kepuasan kerja, pelatihan dan pengembangan, serta kepemimpinan baik secara personal maupun secara kolektif. Sekaitan dengan hal tersebut, maka pendekatan manajemen sumber daya manusia (MSDM) menjadi hal utama bagi perusahaan yang maju dan berkembang dewasa ini. Pendekatan MSDM lahir dari pandangan bahwa SDM tidak hanya dilihat dari unsur produksi semata, tetapi juga dilihat dari personal atau individu yang memiliki emosi dan kepribadian aktif yang dapat menjadi kekuatan penggerak maju atau mundurnya sebuah perusahaan. Untuk mencapai kualitas SDM yang diharapkan, maka pengelolaan SDM melalui pelatihan dan pengembangan bagi tenaga kerja atau mekanik, baik secara formal, non-formal maupun in-formal telah menjadi program utama bagi perusahaan-perusahaan untuk tampil lebih maju. Sebagai salah satu industri otomotif terkemuka yang melayani tipe kendaraan jenis motor diesel, Astra Internasional – Isuzu Cabang Makassar memiliki perkembangan sangat pesat. Indikator perkembangannya dapat dilihat dari aspek kualitas layanan dengan indikator tingkat kepuasan pelanggan yang ada. Hasil penelitian Farid (2004) tentang profil kinerja pada Astra Internasional – Isuzu Cabang Makassar menggambarkan tingkat layanan bengkel terhadap pelanggan telah copyright@akademik-online, 2007

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Usaha

Semakin lama jumlah kendaraan bermator terus bertambah. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kendaraan sebagai sarana transportasi. Kendaraan tersebut pastilah membutuhkan suatu perawatan berkala demi memperoleh performa yang maksimal. Sedangkan masyarakat Indonesia terutama pada di pulau jawa dan khususnya di kota magelang masyarakatnya jarang yang mempunyai kemampuan untuk merwat mobil (service atau perbaikan). Selain itu orang jawa mempunyai sifat fanatic terhadap merk tertentu misalnya Toyota sehingga jumlah kendaraan merk TOYOTA di kota magelang sangat banyak. Ini pun juga berpengaruh dalam pemilihan pemilik kendaraan untuk memilih bengkel. Maka bengkel khusus menjadi pilihan mereka. Karena mereka pada awalnya beranggapan “kok banyak kendaraan Toyota di bengkel ini? Berarti bengkel ini memang ahli menangani Toyota”.

1. Nama Perusahaan atau Bengkel

Nama perusahaan atau bengkel ini saya beri nama bengkel mobil “SAE CAR” . Bengkel ini beralamat di Jalan Pemuda no.123 Magelang.

1. Visi dan Misi.

Visi Perusahaan :

1. Terbaik dalam pelayanan servis di bengkel.
2. Terkenal dalam menangani segala macam problem mobil.
3. Terkemuka dan nomor satu di kota Magelang.


Misi Perusahaan :

1. Mewujudkan pelayanan servis yang profesional.
2. Mewujudkan keahlian mekanik dalam menangani masalah.
3. Mewujudkan ketepatan analisis dalam menentukan suatu kerusakan.
4. Mewujudkan daya tarik seluruh masyarakat ke bengkel ini.


1. Tujuan Jangka Panjang

1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia
2. Mengembangkan Sarana dan prasarana
3. Mengembangkan kerja sama
4. 20 tahun kedepan bengkel harus ada pada setiap propinsi.
5. Pada jangka waktu tertentu bengkel harus memenuhi standar internasional (ISO 9000).
6. 20 tahun kedepan bengkel harus dapat memberikan sertifikasi tersendiri terhadap calon pegawai atau mekanik.


1. Tujuan Jangka Pendek

1. Dapat merekrut karyawan ± 20 Orang.
2. Mendapat sertifikasi dari Toyota Astra Motor sebagi suatu pengakuan
3. Dapat mentrainning karyawan atas perkembangan mobil Toyota.

1. Identifikasi Komponen dan Fungsi-Fungsi

1. Segmen Pasar

Pada mulanya sasaran pasar dari bengkel ini cukup pad satu kelurahan aja yang ditujukan pada suatu komplek perumahan elite yang terdapat sekitar 500 rumah. Dan dengan jumlah anggapan setian rumah mempunyai 1 mobil. Biasanya orang orang elite tidak pounya waktu untuk menservice mobil mereka dan cenderung mempunyai rasa gengsi yang tinggi. Sehingga bengkel dapat dikunjungi oleh mereka dengan asumsi sehari cukup 5 mobil saja.

1. Badan Hukum

Bentuk usaha bengkel ini adalah berbentuk perorangan

1. Legalitas atau Yuridis

Perusahaan bengkel ini mempunyai izin usaha. Izin usaha tersebut didapat di kantor pusat pemerintahan Kota Madya dimana bengkel tersebut berada yaitu di Magelang. Surat-surat izin tersebut adalah :

1. Ijin perubahan penggunaan fungsi bangunan

Oleh karena tanah yang akan digunakan untuk bengkel bukanlah tanah pertanian maka hanya memerlukan surat ijin perubahan fungsi bangunan.

1. Ijin Mendirikan Bangunan

Ijin mendirikan bangunan diperoleh di Kimpraswil kota Magelang.

1. Ijin Gangguan atau HO

Ijin gangguan ini diperoleh di pusat pemerintahan kota Magelang.

1. Ijin Perindustrian

Ijin perindustrian ini diperoleh di dinas perindustrian kota Magelang.

1. Ijin Perdagangan

Ijin perdagangan ini diperoleh di dinas perdagangan kota Magelang.

1. Surat Ijin Tempat Usaha

Surat Ijin tempat usaha ini diperoleh di pusat pemerintahan kota Magelang.

1. Surat Ijin Usaha Perdagangan

Surat Ijin usaha perdagangan ini diperoleh di pusat pemerintahan kota Magelang.

1. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor pokok wajib pajak ini diperoleh di dinas perpajakan kota Magelang.

1. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarananya cukup memadai. Luas tanah : 500 m2 Luas gedung : 300 m2 Jumlah bengkel atau gedung : 9 gedung Jumlah kamar mandi/ WC : 2 kamar Mushola : 1 Ruang





Layout gedung : management bengkel - arief budiman
Keterangan :

1. Penerimaan Order, dan penjualan suku cadang
2. Ruang tunggu, mushola, dan WC
3. Bengkel Acesories
4. Bengkel servise mesin
5. Bengkel servise Body dan cat
6. Bengkel Service Kelistrikan
7. Bengkel service Kasis
8. Cuci Mobil
9. Pengecekan Akhir, pembayaran, dan serah terima.


Kondisi : Kondisi bangunan sangat layak pakai, dengan warna cat Hijau agar terkesan luas dan mempunyai efek psikis yang menyenangkan.

1. Teknis-Teknologi

Fasilitas yang diperlukan :

1. Bengkel : 5 gedung

Terdapat car lift, wheel balancing, kompressor, mesin gerenda, akseleration test, mesin pengepres, gas analizer, engine analizer, full set tools,pompa vacuum,alat ukur, dan lain-lainnya.

1. Penjualan suku cadang dan penerimaan order : 1 gedung

Terdapat 3 komputer, telepon, fax, tv, ruangan ber AC.

1. Ruang Tunggu : 1 gedung

Terdapat WC, Mushola, Tv, ruang ber AC, Koran harian atau mingguan, dan sertifikat yang pernah diperoleh bengkel.

1. Tempat cuci mobil : 1 gedung

Terdapat 1 unit jet pump dengan kekuatan mesin 3 Pk, 1 unit vakum cleaner, 1 unit car lift model single actuator.

1. Organisasi dan Administrasi

Perusahaan ini mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Bentuk organisasi : model struktur organisasi lini. management bengkel - arief budiman

Job diskripsi :

1. Manajer

Menejer disini adalah merupakan pucuk pimpinan. Pucuk pimpinan ini tidak lain adalah pemilik bengkel ini sendiri, karena pemilik bengkel merasa mampu menjadi manajer karena merupakan lulusan sarjana otomotif UNY dan pernah mengikuti mata kuliah manajemen bengkel. Tugas dari manajer ini adalah membuat suatu perencanaan agar tujuan dari bengkel ini tercapai. Untuk tercapainya tuan ini manajer harus mengawasi semua kegiatan yang ada di bengkel.

1. Frontman (service advisor)

Frontman merupakan bawahan dari seorang manajer, dimana ia membantu manajer dalam menjalankan bisnis bengkel. Dimana frontman dapat melakukan beberapa hal yaitu : Saat Penerimaan

1. Menerima pelanggan dengan ramah dan berdasarkan nomor urut.
2. Mendengarkan setiap keluhan pelanggan dan mendiagnosa kerusakan kendaraan berdasarkan pengamatan dikendaraan.
3. Menerima komplain dari pelanggan yang kurang puas atau kecewa.
4. Sebagai penterjemah bahasa teknis dari chief mecanik kebahasa orang awam.
5. Memberikan keterangan teknis mengenai perbaikan yang diperlukan kepada pelanggan atau memberikan alasan terhadap komplain yang ada.
6. Membuat estimasi biaya (perkiraan biaya) dan lama pekerjaannya.
7. Mempersilahkan pelanggan menunggu di ruang tunggu.


Saat di bengkel

* Senantiasa memantau kendaraan yang sedang diperbaiki.
* Melakukan check kendaraan setelah diperbaiki.
* Dan terkadang harus turun langsung kelapangan jika para mekanik atau chief mekanik mengalami permasalahan.


1. Chief Mecanik

Chief mecanik adalah pembantu frontman yang mana dirinya terjun langsung kelapangan dan melaporkan hasil yang ada di dalam bengkel. Disini sifat kerja dari chief mecanik adalah bekerja sama dengan frontman untuk mengkomunikasikan dengan konsumen. Tugas dan tanggung jawabnya :

* Memberikan bimbingan teknis kepada para mekanik yang dibawahinya didalam melakukan perbaikan kendaraan.
* Memberikan perintah perkerjaan yang harus dilakukan (job discription)
* Memberikan petunjuk penggunaan atau perawatan perlengkapan bengkel.
* Memeriksa kelengkapan peralatan mekanik setiap saat.
* Memberikan pengarahan spare part yang perlu diganti.
* Mengatur proses pengerjaan agar sesuai dengan estimasi yang telah diberik

0 komentar:

Posting Komentar